Semangat! Man jadda Wa Jadaa!!

Rabu, 11 April 2012

Migrasi berdasarkan Data Statistik : Migrasi Tertinggi, Masalah, Faktor Penyebab, dan Alternatif Pemecahan Masalah Migrasi


Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja. Migrasi disebabkan karena padatnya jumlah penduduk dalam suatu daerah tertentu atau karena adanya suatu musibah didaerah tersebut sehingga memungkinkan untuk berpindah daerah tetapi masih dalam kawasan yang sama guna menghindari persoalan tersebut.
Analisis Migrasi dari Data Badan Pusat Statistik Tahun 2000
Provinsi
Province
Migrasi Masuk (In Migration)
1971
1980
1990
2000
11. Nanggroe Aceh Darussalam
60,982
143,365
193,285
100,166
12. Sumatera Utara
530,012
547,715
452,918
447,897
13. Sumatera Barat
87,901
131,438
216,014
245,000
14. Riau
20,606
343,024
681,627
1,534,849
15. Jambi
155,924
293,245
470,848
566,153
16. Sumatera Selatan
327,312
608,497
932,032
987,157
17. Bengkulu
36,038
121,274
251,232
355,048
18. Lampung
1,001,103
1,782,703
1,726,969
1,485,218
19. Kep. Bangka Belitung
na
na
na
94,334
31. DKI Jakarta
1,791,635
2,565,158
3,141,214
32. Jawa Barat
371,448
963,870
2,391,890
33. Jawa Tengah
253,477
336,611
509,401
708,308
34. DI Yogyakarta
99,782
175,789
264,842
385,117
35. Jawa Timur
273,228
433,451
564,401
781,590
36. Banten
na
na
na
51. Bali
22,010
63,365
122,899
221,722
52. Nusa Tenggara Barat
33,575
51,493
67,023
107,605
53. Nusa Tenggara Timur
10,218
38,735
46,310
106,053
61. Kalimantan Barat
20,805
104,856
196,876
269,722
62. Kalimantan Tengah
50,078
140,042
240,374
423,014
63. Kalimantan Selatan
66,119
142,619
272,797
360,324
64. Kalimantan Timur
39,548
292,028
600,201
856,251
71. Sulawesi Utara
48,668
88,266
87,715
147,091
72. Sulawesi Tengah
50,937
184,526
286,142
369,634
73. Sulawesi Selatan
66,984
108,038
219,666
273,875
74. Sulawesi Tenggara
25,906
104,793
236,848
366,817
75. Gorontalo
na
na
na
26,888
81. Maluku
42,228
124,894
184,892
75,540
82. Maluku Utara
na
na
na
60,834
94. Papua
33,513
93,030
261,308
332,015

Tiga peringkat data migrant masuk tertinggi berdasarkan provinsi :
1.        DKI Jakarta         : 3,541,972 migran
2.        Jawa Barat           : 3,271,882 migran
3.        Banten                  : 1,758,408 migran
Sedangkan migrant keluar tertinggi adalah sebagai berikut :
1.        Pulau Jawa           : 5,530,179 migran
2.        Pulau Sumatera    : 1,553,997 migran
3.        Pulau Sulawesi     : 790,368 migran
 Tabel 1 Migrasi Keluar
Berdasarkan data migrasi diatas dapat dianalisis, sebagai berikut :
1.        Faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya migrasi
Migrasi disebabkan oleh berbagai faktor pendorong sebagai berikut :
a.       Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal sehingga menyebabkan migrasi ke daerah yang memiliki sumber-sumber kehidupan yang lebih memadai, seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh. Contohnya : waktu terjadinya kekeringan di daerah NTT yang menyebabkan kelaparan dan kurangnya sumber air bersih yang kebanyakan dari para penduduk setempat mengalami berbagai penyakit, sehingga mereka mencari sumber air yang lebih memadai, seperti daerah di pulau Jawa.
  1. Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit), sehingga kebanyakan para migrant beralih ke daerah yang mempunyai lapangan pekerjaan yang lebih luas. Contohnya : Karena segala pembangunan nasional berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, mengakibatkan para migran beranggapan bahwa di kota-kota besar seperti DKI Jakarta memiliki akses yang lebih luas dalam hal mencari lapangan pekerjaan.
  2. Adanya tekanan-tekanan pada bidang politik yang melanggar hak asasi penduduk di daerah asal. Contohnya : Kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran pada era orde baru yang menuntut lengsernya kepempimpinan pemerintahan Soeharto sehingga menyebabkan kurangnya rasa aman bagi para penduduk setempat khususnya penduduk keturunan bangsa oriental berelokasi atau migrasi ke daerah yang lebih aman seperti di daerah Jawa Barat.
  3. Adanya tekanan-tekanan pada bidang agama. Contoh : sekitar tahun 2000-an terjadinya pembantaian umat muslim di Poso oleh agama lain yang tidak diketahui dengan pasti penyebab terjadinya pembantaian tersebut, untuk menghindarinya para umat muslim melakukan migrasi ke pulau Jawa.
  4. Adanya tekanan pada perbedaan suku. Karena tidak adanya rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan kebudayaan antar suku maka mengakibatkan perselisihan antar suku yang kemudian menyebabkan terpecahnya integrasi sosial diantara dua suku. Contonya : Perselisihan antara suku Dayak (Kalimantan) dengan suku Madura (Madura) yang mengakibatkan disintegrasi dan banyak penduduk setempat yang menjadi korban akibat perselisihan antarsuku tersebut yang pada akhirnya para penduduk rela meninggalkan daerah asalnya demi keselamatan dan keamanan dirinya dan keluarga.
  5. Alasan pendidikan dan perkawinan. Sama halnya dengan lapangan pekerjaan, pendidikan dan perkawinan juga memegang peranan penting sebagai faktor penyebab terjadinya migrasi. Contohnya : Dalam bidang pendidikan, kurangnya pendidikan di daerah terpencil yang sulit dijangkau menyebabkan sebagian orangtua menyekolahkan anaknya di kota besar yang tingkat dan fasilitas pendidikannya lebih maju dan memadai, dengan harapan anaknya mendapatkan masa depan yang lebih cerah. Sedangkan dalam faktor perkawinan, ada anggapan bahwa seorang istri yang memiliki suami dari luar daerah harus ikut tinggal bersama dengan suami di daerah asal suaminya.
  6. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. Contohnya : Musibah Lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjdo, Jawa Tengah mengakibatkan korban musibah tersebut rela meninggalkan rumah di kampung mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Migrasi yang dilakukan oleh para migrant menimbulkan berbagai dampak negative atau permasalahan, baik di daerah asal atau daerah tujuan migrasi. Permasalahan-permasalahan yang timbul akibat migrasi  adalah sebagai berikut :
a.         Terjadinya pengangguran di daerah tujuan migrasi karena banyaknya penduduk, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas;
b.         Berkurangnya sumber daya manusia pada daerah asal, sehingga berkurangnya pula kualitas manusia untuk membangun pembangunan daerah pada daerah asal;
c.         Terjadinya ledakan penduduk di daerah tujuan migrasi, seperti pulau Jawa yang kini menduduki peringkat pertama pulau yang paling padat penduduknya;
d.        Akibat pendapatan yang kurang mencukupi untuk memnuhi kebutuhan hidup, mengakibatan tingginya tingkat kemiskinan, yang pada akhirnya menyebabkan tingginya tingkat kriminalitas di kota-kota besar; dan
e.         Terjadinya penyimpangan moral dan kasus asusila.

3.        Alternatif pemecahan permasalahan migrasi
Permasalahan yang timbulkan oleh adanya migrasi tersebut dapat diselesaikan melalui aternatif-alternatif pemecahan masalah migrasi yaitu sebagai berikut :
a.         Pembangunan sosial harus segera di samaratakan sehingga arus migrasi dapat diminimalisirkan.
b.         Lapangan pekerjaan diperluas sehingga dapat mengurangi terjadinya migrasi.
c.         Fasilitas pendidikan sesegera mungkin di samaratakan baik di kota-kota besar maupun di kota-kota terpencil yang sulit dijangkau.
d.        Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program-program yang dirancang oleh pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, penyuluhan maupun pelatihan-pelatihan yang diadakan sesuai kebutuhan warga setempat dalam mempersiapkan untuk menghadapi persaingan tenaga kerja di era globalisasi saat ini. 


Referensi :

4 komentar: