Semangat! Man jadda Wa Jadaa!!

Kamis, 26 April 2012

Berkembangnya Kritik terhadap Pendidikan Sekolah (Latar Belakang Munculnya Pendidikan Luar Sekolah)


Salah satu faktor yang mendorong perkembangan pendidikan luar sekolah adalah munculnya berbagai kritikan terhadap kelemahan pendidikan sekolah. Kritik terhadap pendidikan sekolah mulai berkembang dalam dunia pendidikan  pada tahun 60-an. Sejumlah praktisi dan pakar pendidikan melontarkan kritik terhadap pendidikan sekolah setelah menganalisisnya dari berbagai segi. Praktisi-praktisi tersebut antara lain Philip H. Coombs, Ivan Illich, Paulo Freire, Carl Rogers, Abraham H. Maslow, Jerome S. Bruner, dan lain-lain. Dalam hal ini penulis hanya membahas 2 tokoh yang mengkritisi pendidikan persekolahan :
1.        Ivan Illich
Ivan Illich lahir pada tanggal 4 September 1926 di Vienna, Austria dan meninggal pada tanggal 2 Desember 2002. Ivan Illich adalah seorang ahli filsuf Austria dan seorang kritikus lembaga budaya barat . Beliau juga berprofesi sebagai guru Teologi di Univ. Gregoriana, Roma dan meraih gelar doktor dalam bidang sejarah di Univ. Salzburg, dan dibaptis sebagai imam gereja Katolik Roma. Ivan Illich juga salah seorang tokoh atau praktisi yang mengkritik sistem atau proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Ivan Illich mengeluarkan beberapa buku yang terkenal, diantaranya :
1.      Deschooling Society
2.      Tools for Conviviality
3.      Limits to Medicine
4.      Energy and Equity
5.      Disabling Professions
6.      The Right to Useful Unemployment
7.      Shadow Work Vernacular Gender Essay
8.      Celebration of Awarness Conviviality Energy and Equity Medical Nemesis

Kritik Ivan Illich terhadap Pendidikan Formal
Dalam buku Pendidikan Luar Sekolah (D. Sudjana, 2001 : 83), Illich menggambarkan bahwa sekolah itu memonopoli pendidikan dan lebih menitikberatkan produknya berupa lulusan yang hanya didasarkan penilaian dengan menggunakan angka-angka dan ijazah. Sekolah telah mengaburkan makna belajar dan mengajar, jenjang pendidikan dan tingkat kemampuan, serta pemilikan ijazah dan kemampuan lulusan untuk berprestasi dan berinovasi. Ia menganggap proses pendidikan sekolah itu didominasi oleh para guru yang dapat merampas harga diri peserta didik dan membatasi perkembangan peserta didik. Lulusan pendidikan sekolah cenderung akan bersikap sebagai pencari kerja dan menjadi buruh.

Konsep yang Dikemukakan Ivan Illich
Konsep-konsep yang dikemukakan Illich lebih menitikberatkan kepada bagaimana konsep pendidikan itu seharusnya. Konsep-konsep tersebut antara lain :
Pendidikan itu sebagai bagian dari pranata sosial yang ada, memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengembangkan suatu hubungan yang mantap dan bermakna dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan itu untuk memanusiakan manusia. Pendidikan perlu diarahkan untuk kepentingan masyarakat dan bukan dimonopoli oleh lembaga-lembaga yang memandang masyarakat sebagai bawahannya. Nilai-nilai pengembangan kreativitas merupakan nilai-nilai yang perlu diutamakan dalam proses pendidikan. Konsep Melonggarkan pelembagaan (deinstituionalize) pengalaman pendidikan sekolah agar siswa mampu mentransformasi kultur yang ada.

Penerapan atau Implikasi dari Kritikannya terhadap Pendidikan Luar Sekolah
Dari kritikan Illich yang telah dijelaskan sebelumnya, Illich mengajukan alternatif pemecahan masalah pendidikan yang berkaitan dengan upaya membebaskan nilai-nilai insani peserta didik dalam proses pendidikan sekolah yang  dirasakan telah membatasi perkembangan peserta didik.
Upaya-upaya tersebut dapat diaplikasikan atau diimplikasi secara nyata dalam pendidikan luar sekolah, yakni :
1.      Mengadakan revolusi belajar dalam masyarakat untuk mendorong perubahan budaya atau learning society.
2.      Learning society dapat dilakukan melalui pengelompokan teman sebaya (peer-matching system). Dalam kelompok tersebut disediakan tata informasi yang lengkap mengenai sarana dan sumber belajar yang ada.
3.      Dalam learning society, peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih bahan materi belajar yang dibutuhkan dan dapat memilih pendidik (sumber belajar) yang diperlukan untuk membantu proses kegiatan belajar dalam memenuhi kebutuhan belajarnya.

2.        Paulo Freire
Paulo Freire lahir di Resipe, Brazil 19 september 1921 dan meninggal di Sao Paulo, Brazil 2 mei 1997. Beliau adalah seorang tokoh pendidikan yang berpengaruh didunia. Pada tahun 1943, beliau mulai belajar di Universitas Resipe sebagai seorang mahasiswa hukum tetapi ia juga belajar filsafat dan psikologi bahasa. Meskipun ia lulus sebagai ahli hukum tetapi ia bekerja sebagai seorang guru bahasa Portugis di sekolah Menengah. Pada tahun 1944, ia memiliki seorang istri bernama Elza Maiya Chosta Deoliveira dan memiliki lima anak. Pada tahun 1946 Freire diangkat menjadi Direktur Departemen pendidikan dan Kebudayaan dari Dinas Sosial ke negara bagian Fernambuco. Pada tahun 1961, ia diangkat sebagai Direktur dari Departemen Perluasan Budaya dari Universitas Resife. Pada tahun 1962, ia memiliki kesempatan yang pertama untuk menerapkan secara luas teori-teorinya dan setelah itu Pemerintahan Brazil menyetujui teorinya tersebut. Pada tahun 1964, Freire di penjara selama 70 hari atas tuduhan menjadi penghianat karena adanya sebuah Kudeta dari militer.
Pada tahun 1967, Freire menerbitkan buku yang pertama, yang berjudul Pendidikan Sebagai Praktik Kebebasan. Pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1968 Freire menulis bukunya yang paling terkenal yaitu Pedagogy of the oppresed yang di publikasikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bahasa Spanyol dan bahasa Inggris. Setelah itu Freire pindah ke Jenewa swiss untuk bekerja sebagai Penasihat Pendidikan Khusus. Pada tahun 1980 ia kembali ke Brazil. Pada tahun 1986  Istrinya Elza meninggal dunia, dan menikah lagi dengan Maria Araujo freire dan pada tahun 1991 dan didirikanlah Institut Paulo Freire di Sao Paulo. Dan akhirnya pada tanggal 2 Mei 1997 ia meninggal dunia akibat serangan jantung.
Buku-buku Karya Paulo Freire :
1.         “Pendidikan Sebagai Praktik Pembebasan” (1967)
2.          “Pegagogy of the Oppresed” (1970)
3.          “Pegagogy of Hope”

Kritik Paulo Freire terhadap Pendidikan Sekolah
Menurut Freire bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah lebih di dominasi oleh guru yang cenderung berperan sebagai penekan (oppresor), sedangkan peserta didik cenderung berada pada situasi tertekan (oppresed). Konsep yang ditawarkan Freire :
  1. Menurt Freire, guru seharusnya berperan sebagai fasilitator
  2. Di dalam pendidikan menurut Freire seharusnya menggunakan konsep tentang Penyadaran atau “Conscientizacao”
  3. Di dalam pendidikan menurut Freire gaya mengajar harus menerapkan knsep yang disebut “Pendidikan dengan Pengajuan Masalah” (problem possing education)
  4. Menurut Freire program pendidikan seharusnya dirancang dengan menitik beratkan pengembangan cara berpikir dan bertindak melalui “praxis”
Penerapan atas Implikasi PLS
1.      Program PLS dari konsep Freire
Isi programnya yaitu, bahwa kurikulum harus berpusat pada kepentingan-kepentingan peserta didik atau warga belajarnya.
2.      Metode Pembelajaran PLS
Metode yang digunakan yaitu bahwa metode yang digunakan harus menggunakan metode diskusi (dialog) dan tanya jawab. Selain itu dapat juga dikembangkan metode pembelajaran Praktis
3.      Kedudukan Pendidik PLS dengan warga Belajar
Pendidik PLS dan warga belajar kedudukannya harus sejajar (horizontal) yang berarti keduanya harus sama-sama aktif dan reatif.
4.      Setting Pembelajaran
Setting pemebelajaran menurut Paulo Freire harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.
5.      Evaluasi
Evaluasi yaitu harus berdasarkan kenyataan di lapangan atau objektif. 

Disadur dari berbagai sumber

4 komentar: