Salah
satu faktor yang mendorong perkembangan pendidikan luar sekolah adalah
munculnya berbagai kritikan terhadap kelemahan pendidikan sekolah. Kritik terhadap
pendidikan sekolah mulai berkembang dalam dunia pendidikan pada tahun 60-an. Sejumlah praktisi dan pakar
pendidikan melontarkan kritik terhadap pendidikan sekolah setelah
menganalisisnya dari berbagai segi. Praktisi-praktisi tersebut antara lain Philip
H. Coombs, Ivan Illich, Paulo Freire, Carl Rogers, Abraham H. Maslow, Jerome S.
Bruner, dan lain-lain. Dalam hal ini penulis hanya membahas 2 tokoh yang
mengkritisi pendidikan persekolahan :
1.
Ivan Illich
Ivan Illich lahir pada tanggal 4 September 1926 di
Vienna, Austria dan meninggal pada tanggal 2 Desember 2002. Ivan Illich adalah
seorang ahli filsuf Austria dan seorang kritikus lembaga budaya barat . Beliau
juga berprofesi sebagai guru Teologi di Univ. Gregoriana, Roma dan meraih gelar
doktor dalam bidang sejarah di Univ. Salzburg, dan dibaptis sebagai imam gereja
Katolik Roma. Ivan Illich juga salah seorang tokoh atau praktisi yang
mengkritik sistem atau proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Ivan
Illich mengeluarkan beberapa buku yang terkenal, diantaranya :
1. Deschooling Society
2. Tools for Conviviality
3. Limits to Medicine
4. Energy and Equity
5. Disabling Professions
6. The Right to Useful
Unemployment
7. Shadow Work Vernacular Gender
Essay
8.
Celebration of Awarness Conviviality Energy and Equity Medical Nemesis
Kritik
Ivan Illich terhadap Pendidikan Formal
Dalam buku
Pendidikan Luar Sekolah (D. Sudjana, 2001 : 83), Illich menggambarkan bahwa
sekolah itu memonopoli pendidikan dan lebih menitikberatkan produknya berupa
lulusan yang hanya didasarkan penilaian dengan menggunakan angka-angka dan
ijazah. Sekolah telah mengaburkan makna belajar dan mengajar, jenjang
pendidikan dan tingkat kemampuan, serta pemilikan ijazah dan kemampuan lulusan
untuk berprestasi dan berinovasi. Ia menganggap proses pendidikan sekolah itu
didominasi oleh para guru yang dapat merampas harga diri peserta didik dan membatasi
perkembangan peserta didik. Lulusan pendidikan sekolah cenderung akan bersikap
sebagai pencari kerja dan menjadi buruh.
Konsep
yang Dikemukakan Ivan Illich
Konsep-konsep
yang dikemukakan Illich lebih menitikberatkan kepada bagaimana konsep pendidikan
itu seharusnya. Konsep-konsep tersebut antara lain :
Pendidikan
itu sebagai bagian dari pranata sosial yang ada, memiliki fungsi yang sangat
penting dalam mengembangkan suatu hubungan yang mantap dan bermakna dalam
kehidupan masyarakat. Pendidikan itu untuk memanusiakan manusia. Pendidikan
perlu diarahkan untuk kepentingan masyarakat dan bukan dimonopoli oleh
lembaga-lembaga yang memandang masyarakat sebagai bawahannya. Nilai-nilai
pengembangan kreativitas merupakan nilai-nilai yang perlu diutamakan dalam
proses pendidikan. Konsep Melonggarkan pelembagaan (deinstituionalize)
pengalaman pendidikan sekolah agar siswa mampu mentransformasi kultur yang ada.
Penerapan
atau Implikasi dari Kritikannya terhadap Pendidikan Luar Sekolah
Dari
kritikan Illich yang telah dijelaskan sebelumnya, Illich mengajukan alternatif
pemecahan masalah pendidikan yang berkaitan dengan upaya membebaskan
nilai-nilai insani peserta didik dalam proses pendidikan sekolah yang dirasakan telah membatasi perkembangan
peserta didik.
Upaya-upaya
tersebut dapat diaplikasikan atau diimplikasi secara nyata dalam pendidikan
luar sekolah, yakni :
1.
Mengadakan revolusi belajar dalam masyarakat untuk mendorong perubahan
budaya atau learning society.
2.
Learning society dapat
dilakukan melalui pengelompokan teman sebaya (peer-matching system).
Dalam kelompok tersebut disediakan tata informasi yang lengkap mengenai sarana
dan sumber belajar yang ada.
3.
Dalam learning society, peserta didik memiliki kebebasan untuk
memilih bahan materi belajar yang dibutuhkan dan dapat memilih pendidik (sumber
belajar) yang diperlukan untuk membantu proses kegiatan belajar dalam memenuhi
kebutuhan belajarnya.
2.
Paulo Freire
Paulo Freire lahir di
Resipe, Brazil 19 september 1921 dan meninggal di Sao Paulo, Brazil 2 mei 1997.
Beliau adalah seorang tokoh pendidikan yang berpengaruh didunia. Pada tahun
1943, beliau mulai belajar di Universitas Resipe sebagai seorang mahasiswa hukum
tetapi ia juga belajar filsafat dan psikologi bahasa. Meskipun ia lulus sebagai
ahli hukum tetapi ia bekerja sebagai seorang guru bahasa Portugis di sekolah
Menengah. Pada tahun 1944, ia memiliki seorang istri bernama Elza Maiya Chosta
Deoliveira dan memiliki lima anak. Pada tahun 1946 Freire diangkat menjadi
Direktur Departemen pendidikan dan Kebudayaan dari Dinas Sosial ke negara
bagian Fernambuco. Pada tahun 1961, ia diangkat sebagai Direktur dari
Departemen Perluasan Budaya dari Universitas Resife. Pada tahun 1962, ia
memiliki kesempatan yang pertama untuk menerapkan secara luas teori-teorinya
dan setelah itu Pemerintahan Brazil menyetujui teorinya tersebut. Pada tahun
1964, Freire di penjara selama 70 hari atas tuduhan menjadi penghianat karena
adanya sebuah Kudeta dari militer.
Pada tahun 1967, Freire menerbitkan
buku yang pertama, yang berjudul Pendidikan Sebagai Praktik Kebebasan. Pada
tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1968 Freire menulis bukunya yang paling
terkenal yaitu Pedagogy of the oppresed yang di publikasikan pada tahun 1974
dengan menggunakan bahasa Spanyol dan bahasa Inggris. Setelah itu Freire pindah
ke Jenewa swiss untuk bekerja sebagai Penasihat Pendidikan Khusus. Pada tahun
1980 ia kembali ke Brazil. Pada tahun 1986
Istrinya Elza meninggal dunia, dan menikah lagi dengan Maria Araujo
freire dan pada tahun 1991 dan didirikanlah Institut Paulo Freire di Sao Paulo.
Dan akhirnya pada tanggal 2 Mei 1997 ia meninggal dunia akibat serangan jantung.
Buku-buku
Karya Paulo Freire :
1.
“Pendidikan Sebagai Praktik Pembebasan” (1967)
2.
“Pegagogy of the Oppresed” (1970)
3.
“Pegagogy of Hope”
Kritik
Paulo Freire terhadap Pendidikan Sekolah
Menurut Freire bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah lebih di dominasi
oleh guru yang cenderung berperan sebagai penekan (oppresor), sedangkan peserta
didik cenderung berada pada situasi tertekan (oppresed). Konsep yang ditawarkan
Freire :
- Menurt Freire, guru seharusnya berperan sebagai fasilitator
- Di dalam pendidikan menurut Freire seharusnya menggunakan konsep tentang Penyadaran atau “Conscientizacao”
- Di dalam pendidikan menurut Freire gaya mengajar harus menerapkan knsep yang disebut “Pendidikan dengan Pengajuan Masalah” (problem possing education)
- Menurut Freire program pendidikan seharusnya dirancang dengan menitik beratkan pengembangan cara berpikir dan bertindak melalui “praxis”
Penerapan
atas Implikasi PLS
1. Program PLS dari konsep
Freire
Isi
programnya yaitu, bahwa kurikulum harus berpusat pada kepentingan-kepentingan
peserta didik atau warga belajarnya.
2. Metode Pembelajaran PLS
Metode
yang digunakan yaitu bahwa metode yang digunakan harus menggunakan metode
diskusi (dialog) dan tanya jawab. Selain itu dapat juga dikembangkan metode
pembelajaran Praktis
3. Kedudukan Pendidik PLS dengan
warga Belajar
Pendidik
PLS dan warga belajar kedudukannya harus sejajar (horizontal) yang berarti
keduanya harus sama-sama aktif dan reatif.
4. Setting Pembelajaran
Setting
pemebelajaran menurut Paulo Freire harus disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Evaluasi
Evaluasi yaitu harus
berdasarkan kenyataan di lapangan atau objektif.
Disadur dari berbagai sumber
kalian adalah pahlawan-pahlawa yang dirindu bangsa ini.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap tulisannya, sis. Sgt inspiratif untuk awal pengenalan tokok2 liberal pendidikan...
BalasHapusMasgalih
BalasHapusMeziku
SukaFilm
Bnyool