(disampaikan dalam mata kuliah Seminar Pendidikan Agama
Islam)
Pengertian Da’wah
Pengertian da’wah bagi
kalangan awam disalahartikan dengan pengertian yang sempit terbatas pada
ceramah, khutbah atau pengajian saja. Pengertian da’wah bisa kita lihat dari
segi bahasa dan istilah. Secara bahasa kata da’wah berasal
dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya “da’aa” yang berarti memanggil,
mengundang atau mengajak. Sedangkan secara istilah :
1) Da’wah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama
manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh
kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh, 1971:6).
2) Da’wah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan
petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat (Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).
3) Da’wah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam
kepada seluruh manusia dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata (M. Abul Fath
al-Bayanuni).
4) Da’wah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia
memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam,
agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti
(akhirat) (A. Masykur Amin).
Kesimpulannya da’wah adalah kegiatan atau usaha memanggil
orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai
jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam
kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.
Kewajiban Berda’wah
Berda’wah hukumnya wajib. Ayat-ayat yang mengandung
perintah untuk berda’wah :
a.
Q.S. An-Nahl 125
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.
b.
Q.S. Ali Imran 104
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung”.
c.
Al-Haj 67
“bagi
tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, Maka
janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan
serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan
yang lurus”.
d.
Al-Qashash 87
“dan
janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat
Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada
(jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan”.
e.
Al-Maidah 67
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan
itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir”.
f.
Ali Imran 110
“kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
Prinsip Berda’wah
Menurut Yusuf Qardhawi,
prinsip berda’wah adalah :
a.
Da’wah untuk Membebaskan Manusia dari Penyembahan kepada
Manusia
Prinsip ini menurut Qardhawi sebagai prinsip
tauhid murni yang melawan segala macam bentuk perbuatan syirik.
Pendidikan da’wah dalam hal ini harus membebaskan manusia dari penghambaan
terhadap sesamanya, termasuk juga penghambaan terhadap benda-benda yang
bersifat ilusi atau dzat benda-benda.
b.
Da’wah untuk Persaudaraan dan Persamaan Manusia
Menurut Qardhawi
persaudaraan adalah buah dari tauhid yang diserukan oleh Islam dan
konsekuensinya adalah persamaan manusia. Persaudaraan itu dibangun dalam
beberapa hal : Pertama kedudukan manusia sebagai
hamba Allah yang telah menciptakan mereka adalah sama dihadapan-Nya. Kedua; sebagai anak Adam,
meskipun berbeda kulit, warna, adat istiadat dan budaya pada hakekatnya tidak
ada perbedaan diantara mereka yaitu sama-sama dari Adam. Ini sesuai dengan apa
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW pada saat haji wada bahwa tidak ada
perbedaan antara Arab dan bukan Arab. Taqwa-lah yang membedakan mereka.
c.
Da’wah untuk Keadilan Seluruh Umat Manusia
Qardhawi berpandangan di
antara seruan Islam untuk kebaikan umat manusia adalah: menegakkan
keadilan antara sesama manusia. Keadilan bukanlah bagi orang Arab saja,
keadilan Isalam bersifat syumul (menyeluruh) ayat Al-Quran yang
memerintahkan mansusia untuk berbuat adil di antaranya adalah Q.S. Al-Hadid :
25, dan Q.S An-Nisa : 58. Menurutnya terdapat sembilan ayat dalam surat An-Nisa
sebagai teguran kepada Rasulullah ketika ingin membela sekelompok umat Islam
yang lemah atau kaum munafik yang menuduh seorang Yahudi berbuat suatu
kedzaliman dengan mencuri. Teguran tersebut terdapat dalam ayat 105 – 114.
d.
Da’wah untuk Perdamaian Dunia
Sebagai agama yang cinta
damai, jihad merupakan bagian dari dakwah Islamiyah. Prihal jihad dengan pedang
yang sering dijadikan perisai untuk menghantam umat Islam sebagai agama yang
menyukai kekerasan oleh orang luar. Menurut Qardhawi jihad yang sesungguhnya di
dalam Islam adalah hanyalah untuk membela da’wah, jika dimusuhi atau pemeluk
da’wah disiksa dan difitnah. Jihad dilakukan untuk orang yang memerangi Islam,
jidad dilakukan untuk membela orang-orang yang lemah. Memberikan pelajaran
kepada orang-orang yang menghianati. Jihad menurut Qardhawi tidak disyariatkan
untuk permusuhan atau pelanggaran terhadap orang-orang yang berdamai yang tidak
berdosa. Dalam hal ini Al-Qur’an telah jelas hanya mengizinkan berjihad untuk
membela diri dari orang-orang dzalim (Q.S. Al-Hajj 39-40).
Tujuan Berda’wah
Tujuan da’wah Islam adalah
“merubah keadaan yang tidak Islami menjadi Islami agar dapat mendekatkan diri
kepada Allah SWT”.
Adapun secara rinci tujuan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Menyeru orang kafir agar masuk
Islam
b.
Menyeru kepada orang Islam agar
melaksanakan hukum Islam secara total.
c.
Menegakkan kema’rufan dan
mencegah kemunkaran, yang meliputi semua bentuk kema’rufan dan semua bentuk
kemunkaran. Baik kemungkaran yang dilakukan oleh pribadi, kelompok, maupun
masyarakat serta negara. Juga meliputi kema’rufan yang diserukan kepada
pribadi, kelompok, maupun negara.
Subjek, Objek, dan Materi Da’wah
a.
Subjek Da’wah
Orang yang melaksanakan da’wah
Islam adalah orang Islam, baligh dan berakal. Apakah laki-laki, ataukah
perempuan, semuanya sama saja, semua wajib memikul kewajiban dakwah, baik
secara pribadi maupun berjamaah.
b.
Objek Da’wah
Obyek da’wah ialah sasaran,
penerima, khalayak, jamaah, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decorder
atau komunikan yang menerima da’wah (Islam). Adapun sasaran da’wah yang
dimaksudkan adalah :
1) Sasaran yang menyangkut kelompok
masyarakat dilihat dari segi sosiologis, misalnya masyarakat terasing,
pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di daerah.
2) Sasaran yang menyangkut golongan
masyarakat dilihat dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat,
pemerintah, dan keluarga.
3) Sasaran yang berupa
kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial kultural, seperti
golongan priyayi, abangan dan santri, khususnya pada masyarakat Jawa.
4) Sasaran yang berhubungan dengan
golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat usia, seperti golongan anak-anak,
remaja dan orang tua.
5) Sasaran yang berhubungan dengan
golongan masyarakat dilihat dari segi profesi atau pekerjaan, seperti golongan
petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan lain-lain.
6) Sasaran yang menyangkut golongan
masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomi seperti golongan
orang kaya, menengah dan miskin.
7)
Sasaran yang menyangkut kelompok
masyarakat dilihat dari segi jenis kelamin seperti laki-laki dan perempuan.
8) Sasaran yang berhubungan dengan
golongan dilihat dari segi khusus, seperti golongan masyarakat tuna susila,
tuna wisma, tuna karya, narapidana dan sebagainya.
c.
Materi Da’wah
Materi da’wah adalah pesan-pesan
atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek da’wah,
keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya,
yaitu :
1) Aqidah, yang menyangkut sistem
keimanan/kepercayaan terhadap Allah swt. dan ini menjadi landasan yang
fundamental dalam keseluruhan aktivitas seorang muslim, baik yang menyangkut
sikap mental maupun sikap lakunya dan sifat-sifat yang dimiliki.
2) Syariat, yaitu rangkaian ajaran
yang menyangkut aktivitas manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan
kehidupannya, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh, mana yang
halal dan haram, mana yang mubah dan sebagainya. Dan ini juga menyangkut
hubungan manusia dengan sesamanya (hablun minallah dan hablun minannas).
3) Akhlaq, yaitu menyangkut tata
cara berhubungan baik secara vertikal dengan Allah swt. maupun secara
horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk-makhluk Allah.
Strategi Berda’wah
Menurut Kuntowijoyo (dalam
makalah Sutarto), strategi da’wah dibagi menjadi 2 tingkatan masyarakat, yaitu
masyarakat kota dan masyarakat desa :
a. Dialog da’wah pada
masyarakat kota menurut Kuntowijoyo dilakukan melalui upaya bagaimana memajukan
sufisme dalam pendekatan dakwah untuk memberi jalan tumbuhnya psikologi Islami.
Hal ini untuk menandingi derasnya aliran kebatinan atau aliran kepercayaan yang
menjadikan orang kota merasa hilang di tengah-tengah dunia modern dan di tengah
era industrialisasi dan informasi.
b. Sedangkan dialog da’wah
pada masyarakat desa, masih menurut Kunto dilakukan dengan pendekatan etis,
yakni mencoba merangsang masyarakat untuk maju dan bersedia menilai mana yang
tidak baik kemudian dihilangkan serta mencoba membangun sesuatu yang baik.
Dalam masalah transformasi sosial budaya di desa, dengan da’wah berusaha
mengubah kondisi masyarakat yang sebelumnya menyembah Allah beserta sesembahan
lainnya kepada tauhid yang murni. Dari suasana miskin ke kehidupan yang lebih
berharkat dan berharga diri. Dari yang timpang sosial ekonomi ke arah keadilan
sosial. Jadi da’wah di sini berarti merupakan
proses dalam rangka memfasilitasi terwujudnya bangunan-bangunan sosial
di mana Islam memihak kepada nilai-nilai tersebut.
Quraish Shihab dalam menyoroti strategi da’wah senada
dengan gagasan Kuntowijoyo yakni strategi da’wah untuk masyarakat perkotaan dan
masyarakat pinggiran dan pedesaan. Menurut pendapatnya bahwa da’wah di
perkotaan harus didukung uraian-uraian ilmiah dan logis serta menyentuh hati
dan menyejukkannya. Sebab masyarakat perkotaan banyak terdiri dari ilmuwan dari
berbagai disiplin serta usahawan-usahawan yang sukses sekaligus haus ketenangan
batin. Sedangkan da’wah untuk masyarakat pinggiran dan pedesaan dengan dakwah
bil hal atau “dakwah pembangunan”,
sebab masyarakat ini perlu mendapat sentuhan bidang-bidang kehidupan
yang nyata khususnya bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Jenis – jenis Da’wah
Da’wah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing juru da’wah. Setiap
Muslim wajib melaksanakannya karena seorang Muslim berkewajiban menyebarkan
kebenaran Islam kepada orang lain.
a.
Da’wah Fardiah — Da’wah Fardiah
merupakan metode da’wah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang)
atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya da’wah
fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib.
Termasuk kategori da’wah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran,
anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang
sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu
upacara kelahiran (tasmiyah).
b.
Da’wah Ammah — Da’wah Ammah
merupakan jenis da’wah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang
ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.
Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Da’wah Ammah
ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan
ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal
da’wah.
c.
Da’wah bil-Lisan — Da’wah jenis ini adalah
penyampaian informasi atau pesan da’wah melalui lisan (ceramah atau komunikasi
langsung antara subyek dan obyek da’wah). Da’wah jenis ini akan menjadi efektif
bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah, seperti khutbah Jum’at atau
khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks
sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
d.
Da’wah bil-Haal — Da’wah bil-Haal
adalah da’wah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si
penerima da’wah (Al-Mad’ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da’i (juru
da’wah). Da’wah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima
da’wah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau
mencontohkan Da’wah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan
mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
e.
Da’wah bit-Tadwin — Memasuki zaman global
seperti saat sekarang ini, pola da’wah bit at-Tadwin (da’wah melalui
tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran,
dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan da’wah sangat penting dan efektif.
Keuntungan lain dari da’wah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i,
atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut da’wah bit-Tadwim ini Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya
para syuhada”.
f.
Da’wah bil Hikmah — Da’wah bil Hikmah
Yakni menyampaikan da’wah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu melakukan
pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek da’wah mampu melaksanakan
da’wah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun
konflik. Dengan kata lain da’wah bil Hikmah merupakan suatu metode
pendekatan komunikasi da’wah yang dilakukan atas dasar persuasif.
Dekadensi Moral
Pengertian
Dekadensi berasal dari kata
dekaden yang berarti “keadaan merosot dan mundur”. Contoh Dekadensi Moral :
a)
Tawuran
b)
Miras dan Narkoba
c)
Pergaulan Bebas (pornografi dan
pornoaksi)
Penyebab Dekadensi Moral
1)
Sikap hidup yang
materialistik
Munculnya
orientasi hidup yang bersifat materialistik dan sekularistik dinilai menjadi
penyebab utama terjadinya dekadensi moral di tengah masyarakat (dalam blog
Bataviase).
2)
Kurangnya kesadaran agama
orang tua
Orang tua (keluarga)
adalah tempat pertama dimana akhlak dan moral anak terbentuk. Oleh karenanya
pemahaman orang tua terhadap agama sangatlah diperlukan.
3)
Mengerjakan kemungkaran di
hadapan anak dan membawa kebiasaan buruk ke dalam rumah
4)
Pengaruh pergaulan
(lingkungan)
Pergaulan yang kurang baik
dapat menyebabkan penurunan moral seseorang. Karena umumnya orang akan
cenderung meniru apa yang ia lihat di lapangan.
5)
Pengaruh budaya barat
terhadap 4 F (Film, Food, Fashion, Fun)
Hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan
seseorang. Budaya inilah yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang (Ghazwul
Fiqr/perang pemikiran).
Peran Da’wah dalam
Menghadapi Dekadensi Moral
Sebenarnya da’wah itu sendiri adalah
komunikasi. Da’wah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju
target-target yang diinginkan, demikian komunikasi tanpa da’wah akan kehilangan
nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Dengan demikian da’wah memiliki dua peran
yang saling terkait, yaitu da’wah sebagai proses komunikasi dan proses
perubahan sosial. Sedangkan
da’wah sebagai proses perubahan sosial, ia berperan dalam upaya perubahan nilai
dalam masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan da’wah Islam. Sebab da’wah pada
hakikatnya adalah aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem
kegiatan manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara
teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak
manusia, pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural, dalam rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia dengan
menggunakan cara tertentu.
Didalam
memerankan perubahan sosial tersebut, da’wah tidak hanya merupakan upaya yang
terbatas pada tabligh (penyampaian) atau upaya tau’iyah
(penyadaran) saja, tetapi da’wah juga merupakan upaya-upaya yang bersifat lebih
sistematis dalam kegiatan yang dapat menopang da’wah dalam rangka mencapai
tujuan-tujuannya. Upaya memberikan arahan dan bimbingan kepada masyarakat, agar
masyarakat tidak terjebak dalam ranjau-ranjau kesesatan yang sengaja dibuat
oleh musuh-musuh islam, serta agar masyarakat mampu memperbaiki diri akibat
dekadensi moral, dan agar masyarakat juga senantiasa terarah dan terbimbing
dalam menghadapi tantangan, hambatan dalam kehidupan, sehingga tidak dengan
mudah tergoda oleh ‘iming-iming’ menggiurkan yang berisi tipuan belaka, atau
tidak pesimis dan frustasi lantaran beratnya problematika hidup yang dihadapi.
Upaya
aplikatif lain bagi da’wah dalam memerankan perubahan sosial adalah upaya himayah
(advokasi), yaitu memberikan perlindungan, baik terhadap nilai-nilai ajaran
da’wah itu sendiri, maupun terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya dalam
menghadapi bentuk-bentuk kezhaliman. Semua upaya tersebut tersurat dalam firman
Allah SWT : “Inilah jalanku dan jalan pengikutku, terus berda’wah kepada Allah
atas dasar bashirah..” (QS. Yusuf: 108). “Dan ini jalanku yang lurus, ikutilah,
jangan ikuti jalan-jalan lain maka kalian akan bercerai berai dari jalannya,
demikianlah yang Allah wasiatkan kepada kalian” (QS. al-An’am: 153). Dengan begitu, peran da’wah memang sangat besar untuk
menghadapi dekadensi moral yang dialami oleh masyarakat muslim.
Implementasi Da’wah
terhadap Pendidikan Luar Sekolah dalam Menghadapi Dekadensi Moral
Untuk menangkal dampak
negatif globalisasi, diperlukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
pendidikan dan dakwah yang diimplikasikan dengan membangun pendidikan sekolah,
madrasah yang berkualitas, meningkatkan syi’ar dakwah ke pelosok-pelosok dan
pedalaman.
Dalam hal ini Pendidikan Luar
Sekolah memegang peranan yang sangat penting. Pada dasarnya PLS merupakan
Pendidikan berbasis masyarakat, yang bertujuan untuk menyejahterakan
masyarakat. Dengan memanfaatkan salah satu wadah untuk berda’wah yakni majelis
ta’lim, diharapkan dapat menghadapi perubahan zaman yang menyebabkan dekadensi
moral. Semua program PLS memuat program tentang keagaamaan sebagai bekal bagi
masyarakat untuk menghadapi dekadensi moral.
Referensi :
. (2008). Peran Dakwah Komunikasi dan
Perubahan. [Online]. Tersedia : http://www.ikadi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=124:peran-dakwah-komunikasi-dan-perubahan&catid=39:fiqh-dakwah&Itemid=67
. (2010). Pengertian Dakwah. [Online]. Tersedia : http://msibki3.blogspot.com/2010/03/pengertian-dakwah.html
. (2010). Kewajiban Berdakwah. [Online]. Tersedia : http://msibki3.blogspot.com/2010/03/kewajiban-berdakwah.html
Abied. (2010). Konsep Dasar Stretegi Dakwah. [Online].
Tersedia : http://www.masbied.com/2009/10/30/konsep-dasar-strategi-dakwah/
Anakunhas. (2011). Pengertian Dekadensi Moral. [Online].
Tersedia : http://www.anakunhas.com/2011/04/pengertian-dekadensi-moral.html
Anne. ( ). Mengenal
Macam – macam Dakwah dalam Islam. [Online]. Tersedia : www.anneahira.com/macam-macam-dakwah.htm
Habibi, Ujang & Enjang Jamhuri. (2010). Pendidikan dan Dakwah dalam Perspektif Yusuf Al-qardhawi. [Online]. Tersedia : http://stidnatsir.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=135:pendidikan-dan-dakwah-dalam-perspektif-yusuf-al-qardhawi&catid=29:artikel&Itemid=86
Nunu. (2008). Pemuda dan Dekadensi Moral. [Online]. Tersedia : http://nu2jelajah.wordpress.com/2008/10/31/pemuda-dan-dekadensi-moral/
Pelita. (2009) . Sikap Hidup Materialistik Penyebab Utama Dekadensi Moral. [Online]. Tersedia : http://bataviase.co.id/detailberita-10385441.html
PUSDAI. (2008). Makna dan Cara Dakwah. [Online]. Tersedia : http://pusdai.wordpress.com/2008/08/07/makna-dan-cara-dakwah/
Sutarto.( ). Islam sebagai Asas Perjuangan : Prinsip, Strategi, Taktik dan Teknik (Ideologi
dan Program). [Online]. Tersedia : http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=19&ved=0CEkQFjAIOAo&url=http%3A%2F%2Feprints.ums.ac.id%2F513%2F1%2F6-Sutarto.doc&rct=j&q=strategi%20dakwah%20terbaik%20di%20zaman%20modern&ei=hi6NTpW4Io-8-Qac5KSLCw&usg=AFQjCNHgrcA6EwH-IuB-vRJST3D90hqx7g&cad=rja
Thanks for the update you have nicely mega888 apk 2019 covered this topic. keep it up
BalasHapusThank you for the Online Game Malaysia helpful post. I found your blog with Google and I will start following. Hope to see new blogs soon.
BalasHapuscan someone tell me how to get the little 918kiss download ios avatars to appear in my comments section? thanks!
BalasHapus